SEJARAH GEREJA
Semarang sebagai ibukota Jawa
Tengah sebelum tahun 1964 sudah mempunyai GKJ Semarang. GKJ Semarang juga sudah
mempunyai 2 Pendeta yaitu Pdt. Harjobramoro (1951) dan Pdt. Sulaksono K, BD (
1956 ). GKJ Semarang mempunyai 2 tempat kebaktian yaitu di Gereja Kalisari Jl.
Dr. Sutomo dan Gereja Mlaten Jl. Dr. Cipto. Pada tanggal 15 Juli tahun 1964 GKJ
Semarang dibiakkan bukan didewasakan menjadi 2 Jemaat Dewasa yaitu GKJ Semarang
Timur dengan Pdt. Harjobramoro dan GKJ Semarang Barat dengan Pdt Sulaksono K,
BD. Sehingga tanggal 15 Juli 1964 ini
menjadi hari lahirnya GKJ Semarang Barat.
Sebagai Gereja yang dewasa dan
mandiri, GKJ semarang Barat senantiasa diberkati oleh Tuhan Yesus dengan
berkembangnya jumlah warga gereja. GKJ Semarang Barat mendewasakan banyak
pepanthan diantaranya GKJ Karangayu 1970 ( Mendewasakan GKJ Krapyak 1981, GKJ
Boja 1986, GKJ Mijen 1997 ), GKJ Bulu Lor 1975, GKJ Jatingaleh Maret 1986, GKJ
Sampangan Kradenan April 1986, GKJ Kalilangse 25 Oktober 2000.
Dalam perjalanan, GKJ Semarang
Barat memanggil Pendeta lagi dalam diri Saudara Drs. Nugroho Adhi menjadi
Pendeta ke dua
( 1981 – 1984 ). Pdt Drs. Nugroho
Adhi menjadi Pendeta GKJ Semarang Barat hanya kurang dari 5 tahun karena beliau
dipanggil oleh UKSW Salatiga untuk menjadi dosen di Fakultas Teologi. Disisi
yang lain, 18 April 1986, Pdt Soelaksono K,BD dipanggil Tuhan. Sejak saat itu
GKJ Semarang Barat tidak mempunyai Pendeta, lalu ada Pendeta Konsulen yaitu
Pdt. Isman.
Sejak 1986, GKJ Semarang Barat berusaha untuk
mendapatkan Pendeta yang sudah berpengalaman tetapi mengalami kesulitan sehingga
akhirnya mencalonkan Sdr Christian
Subagyo SmTh dan Sdr Drs. Edi Yanto. Yang terpilih adalah pencalonan tersebut
adalah Sdr. Christian Subagyo SmTh. Walaupun usia yang bersangkutan pada waktu
itu sudah 50 Tahun dan bukan lulusan sekolah Tinggi Theologia yang didukung
oleh GKJ. Sehinggga yang bersangkutan harus mengikuti aplikasi dengan dosen –
dosen UKSW, UKDW dan STT Jakarta. Sdr. Christian Subagyo SmTh ditahbiskan
menjadi Pendeta GKJ Semarang Barat pada tanggal 01 Desember 1989.
Setelah meninggalnya Pdt.
Sulaksono K,BD, ternyata banyak masalah muncul di GKJ Semarang Barat, maka
Majelis memutuskan untuk mencari Pendeta lagi. Pdt Widyatmo Ph,STh yang sudah
melayani 15 tahun sebagai Pendeta di GKJ Klaten, diputuskan dan dipanggil untuk
menjadi Pendeta GKJ Semarang Barat serta diteguhkan sebagai Pendeta GKJ
Semarang Barat pada bulan April 1993. Sejak saat itu segala permasalahan yang
muncul mulai berangsur – angsur bisa diselesaikan.
Dalam perkembangan selanjutnya,
Pdt Christian Subagyo SmTh memasuki masa emiritus pada 2 Oktober 1997. Pada
tahun 1998,
Pdt. Widyatmo Ph STh sakit dan
menjalani operasi batu ginjal. Berdasarkan hal tersebut maka Majelis GKJ
Semarang Barat memutuskan untuk menambah 2 Pendeta lagi, yaitu Sdr. Drs Bambang
Irianto dan Sdr. Sediyoko,SSi, yang kemudian keduanya ditahbiskan pada tanggal
15 Juli 2000. Dengan adanya ke tiga Pendeta tersebut maka pelayanan kepada
warga menjadi lebih baik.
Dengan adanya tiga Pendeta pelayanan kepada
warga semakin meningkat tetapi disisi lain beban yang ditanggung jemaat ( dalam
hal fasilitas dan keuangan ) menjadi semakin berat, demikian juga dalam hal
kesehatan menjadi membengkak. Kabar yang sungguh menggembirakan adalah sejak
Pdt Widyatmo, Ph STh serta bertambahnya 2 Pendeta Jemaat, GKJ Semarang Barat semakin
dikenal baik ditingkat Sinode GKJ maupun Gereja – gereja lain.
Pada tahun 2005, GKJ Semarang
Barat menjadi Gereja Penghimpun Sidang Sinode non Reguler dan dalam persidangan
tersebut memutuskan hal yang sangat luar biasa bagi perkembangan Gereja – Gereja
Kristen Jawa yaitu diputuskannya PPA GKJ, TAGER TALAK, PERTELAAN GKJ. Dalam
rangka ulang tahun GKJ Semarang Barat yang ke 45, Majelis menerbitkan 500 buku
sejarah Gereja dengan judul, 45 tahun GKJ Semarang Barat.
Pada tanggal 2 Maret 2011 Pdt. Widyatmo Ph. S.Th
Emiritus.
Harapan ke depan, GKJ Semarang
Barat bisa menjadi Gereja yang Missioner dalam hal Pelayanan Diakonia yang
transformatif, Gereja yang semakin Inklusif ( terbuka keluar ),
Persekutuan dan kebersamaan warga gereja
semakin nyata. Dengan ketiga hal tersebut diharapkan Gereja dan warga gereja
semakin berakar dan bertumbuh di dalam Kristus dan semakin berbuah bagi dunia.
Pelayanan Diakonia GKJ Semarang Barat sudah mulai dirasakan oleh warga sekitar
gereja, karena adanya pelayanan bantuan uang sekolah dari tingkat SD hingga SMU
dengan jumlah ratusan anak dan bantuan pengembangan usaha kecil.
Disamping itu, GKJ
Semarang Barat juga mempunyai sekolah gratis yang dikelola oleh Komisi Pendidikan yang berlokasi di Kelurahan Bandarharjo ( Pelabuhan Tanjung
Mas ). Jaman dulu, Sinode GKJ mempunyai program pelayanan Urbanisan bekerjasama
dengan negeri Belanda yang berlokasi di SD Santosa untuk membantu warga urban.
Dalam perkembangan, hubungan dengan negeri Belanda putus maka segala sesuatunya
diserahkan kepada gereja – gereja yang ada di Semarang. Mengingat lokasinya
dekat dengan GKJ Semarang Barat maka selanjutnya diserahkan ke GKJ Semarang
Barat begitu saja. Sejak saat itu mulai dirintis dengan mengadakan sekolah yang
merupakan perwujudan kepedulian kepada anak – anak dari keluarga yang tidak
mampu. Keuangan semua ditanggung oleh Majelis GKJ Semarang Barat dan beberapa
donator. Majelis GKJ Semarang Barat masih terbuka untuk menerima bantuan dari berbagai pihak untuk pelayan SD
Santosa. Jumlah siswa yang mencapai 115 ( 2010 / 2011 ) dari kelas 1 – 6 dan
prestasinya tidak kalah dengan sekolah lainnya. Mari kita bergandengan tangan
untuk mewujudkan Kasih Kristus Nyata ditengah – tengah masyarakat kita.
Percayalah ( 1 Korintus 15 : 58 ).